TEMPO.CO, Jakarta - PT MRT Jakarta akan menyediakan lahan atau area khusus untuk ojek online antar dan jemput penumpangnya di setiap Stasiun MRT. Seperti diketahui, di banyak stasiun kereta komuter atau lokasi keramaian lainnya, para pengguna transportasi berbasis online harus berjalan cukup jauh ke titik pertemuan dengan sopir terkait persaingan dengan transportasi ojek konvensional.
Baca:
Tarif MRT 10 Ribu, Pengguna Transjakarta: Mending Naik Motor
Rencana PT MRT Jakarta itu terungkap dalam rapat koordinasi inventarisasi lahan untuk park and ride dekat stasiun MRT di Kantor Pemerintah Kota Jakarta Selatan, Senin 11 Maret 2019.
Total ada 13 stasiun MRT Jakarta fase 1 yang membentang dari Lebak Bulus hingga Bundaran HI. "Kami akan menyediakan lahan khusus ojol (ojek online) tapi bukan untuk parkir. Hanya untuk drop off saja," kata seorang perwakilan dari PT MRT Jakarta dalam rapat tersebut.
Pengemudi ojek online mangkal di Jalan Jati Baru, dekat flyover Jati Baru, Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada Sabtu, 25 November 2017. FOTO: Tempo/M. Yusuf Manurung
PT MRT Jakarta, kata dia, khawatir akan adanya penumpukan penumpang ojek online di stasiun MRT jika tidak ada pengaturan area khusus tersebut. PT MRT, kata dia, akan berusaha mencegah agar ojek online tidak parkir di badan jalan hingga menyebabkan penumpukan penumpang yang turun kereta dan ojek online. "Di bawah stasiun (MRT yang elevated) tidak boleh ada ojek online yang mangkal," katanya.
Baca:
Ini Asal Usul Rencana Tarif MRT Rp 10.000 dan LRT Jakarta Rp 6.000
Kepala Suku Dinas Perhubungan Jakarta Selatan Christianto menyambut baik rencana PT MRT Jakarta tersebut. "Kami bersama Satpol PP nanti juga bantu menertibkan jika ada ojol yang mangkal," ujarnya.
Ia menuturkan dari hasil pemaparan MRT Jakarta, fasilitas park and ride nantinya hanya akan dibangun di Stasiun Lebak Bulus dan Fatmawati. Sehingga, menurut dia, keberadaan area khusus antar dan jemput penumpang pengguna ojek online di stasiun lainnya sangat dibutuhkan.